Sejenak Dalam Kalimat....

"...Berat beban Kau datangkan pada mereka di sana. Cela apa nista apa, hingga Engkau begitu murka..." (Iwan Fals)




Pemerkosaan Atas Nama Cinta 1 (PANCI 1)

Monday, May 18, 2009

Setelah saya membaca buku mas Iip Wijayanto berjudul Pemerkosaan Atas Nama Cinta-Potret Suram Interaksi Sosial Kaum Muda, ingin rasanya untuk mengutip dan menulis apa yang tertulis di buku itu ke dalam blog saya. Tentunya setelah saya dapat izin dari mas Iip.
Saya sendiri perlu untuk mengkampanyekan No Sex Before Marriage karena merasa miris dengan kehidupan remaja sekarang. Tidak dapat dipungkiri saya juga termasuk dalam kelompok remaja tersebut. Banyak cerita dari teman-teman saya yang sudah melakukan hubungan intim dengan pacarnya, bahkan mereka memiliki slogan kalau belum di belah ga asik.
Di bawah ini Anda dapat membaca kutipan-kutipan dari bukunya mas Iip.

Sadarkah Anda, bahwa saat ini kita berhadapan dengan kampanye-kampanye sesat. Seks sedang dibumikan dengan jargon-jargon safe sex atau seks aman, sex is your choice atau seks adalah pilihan anda. Atau juga anak muda berhak untuk menikmati seks, asalkan aman dan dilakukan dengan orang yang dicintai. Masyaallah, saya pribadi bingung menyikapi masalah ini. Saya benar-benar merasa sendirian dan kesepian untuk mengkampanyekan :

"No Sex Before Marriage
(tidak ada seks sebelum menikah)...!"

Namun lagi-lagi saya hanya satu orang dan harus berhadapan dengan begitu banyak kelompok, kepentingan dan yang pasti modal yang tidak sedikit. LSM (LSC&K PuSbiH/Lembaga Studi Cinta & Kemanusiaan) yang saya motori adalah sebuah LSM yang tidak menarik bagi para founding (pendana) manapun sehingga nyaris total kampanye antiseks pranikah ini terpaksa saya modali sendiri, dan saya tidak tahu sampai mana, sampai kapan dan sampai sejauh mana saya dapat terus bertahan.

Selain modal (dana) tadi, kita juga berhadapan dengan kepentingan industri. Harus kita akui, bahwa seks dan cinta adalah komoditas industri yang sangat luar biasa dan menjanjikan. Musik, film, tabloid, merchandise, souvenir, internet, acara televisi, dan lain sebagainya mayoritas telah didominasi oleh tema-tema tersebut.

Dulu saya agak kaget setiap membaca pengalaman-pengalaman artis lokal wanita yang suka mengoleksi piranti pemuas nafus "self sex service" alias swalayan seperti dildo, vibrator, penis plastik (dildo) dengan ujung sungut lele, kondom aneka rasa, dan masih banyak lagi. Tanpa disadari, kutipan-kutipan wawancara yang sebenarnya ringan saja ini kemudian menjadi media kampanye dan propaganda seks bebas yang selanjutnya diikuti dan menjadi trend remaja, mahasiswa, dan tidak sedikit pula orang-orang tua pada saat ini.

Saya pribadi terpaksa menurunkan standar idealisme saya, saat saya mempunyai kesempatan untuk bertemu mereka.Saya selalu wanti-wanti kepada beberapa orang artis remaja yang saya kenal baik.

"Apapun yang Anda lakukan di dalam
kamar Anda, kamar hotel, dll adalah
tanggung jawab Anda kepada Tuhan.
Namun jangan pernah memprovokasi
orang lain untuk melakukan hal yang
sama. Biarlah Anda menjadi seorang
munafik, dan untuk itu Anda meng-
hancurkan diri Anda sendiri, daripada
justru kejujuran Anda tersebut meng-
hancurkan banyak orang yang me-
muja Anda...!"





0 komentar:

Post a Comment