Sejenak Dalam Kalimat....

"...Berat beban Kau datangkan pada mereka di sana. Cela apa nista apa, hingga Engkau begitu murka..." (Iwan Fals)




Pemerkosaan Atas Nama Cinta 3 (PANCI 3)

Thursday, May 21, 2009

Adapun penjelasan dari kata sayang sendiri-mengikuti pembahasan sebelumnya- dapat dipicu oleh cinta (ketertarikan secara fisik) ataupun karena rasa itu benar-benar lahir karena apresiasi sikap. Rasa sayang ini cenderung lebih murni, karena menyayangi tidak harus selalu "mencintai". Namun, "mencintai" pasti pula harus menyayangi.

Nah, hubungannya dengan tema kita; Pemerkosaan Atas Nama Cinta, maka seluruh kasus pemerkosaan yang terjadi di dalam bingkai pacaran tadi ikatannya adalah atas nama "cinta", yang melahirkan komitmen-komitmen dan peraturan-peraturan yang bisa jadi sebagai entry point lahirnya pemerkosaan itu sendiri.
Misalnya, Anda baru pacaran, tapi pacar Anda sudah berani membuat peraturan ini dan itu. Contoh jika Anda laki-laki :
- Tidak boleh merokok;
- Tidak boleh punya atau mengerjakan tugas dengan teman cewek;
-
Tidak boleh jadi aktivis kampus;
- Setiap hari wajib lapor via telepon, sms, ngapel, dll.
- Wajib antar-jemput ke mana pun dibutuhkan.
Contoh jika Anda wanita :
- Tidak boleh mengerjakan tugas dengan teman cowok lain;
- Ke mana-mana tidak boleh sendirian;
- Berangkat dan pergi kuliah harus bareng;
-
Tidak boleh berteman dengan si Susi, si Santi, si Selli, karena ini, itu dan seterusnya;
- Kalau ditelepon jam sekian harus sudah ada di rumah;
- Dan seterusnya.
Peraturan-peraturan ini memang tidak tertulis, namun lazimnya orang yang mengikatkan diri dalam bingkai pacaran akan melakukannya meskipun ada komitmen-komitmen awal untuk tidak saling mengikat, tidak saling mengekang, dan seterusnya.
Pada kasus ini, kata "sayang" dan "cinta" akan dijadikan senjata yang paling ampuh untuk membangun kerangkeng imajiner bagi pasangannya. Beberapa kalimat yang sering didengar oleh para praktisi pacaran misalnya :
"A'a ndak mbolehin dedek ikut marching band karena A'a sayang ama dedek. A'a ndak mau ngeliat dedek kecapean...!"

Atau yang tidak secara langsung menggunakan kata-kata tadi, namun memiliki tekanan yang sama :
"Bukan abang ndak mbolehin adek ikut KKN (Kuliah Kerja Nyata) model Kemitraan semester ini. Tapi tau kan, DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)-nya Mas Iip Wijayanto...yang suka ngasih-ngasih harapan ke mahasiswi-mahasiswinya itu. Abang nggak mau semuanya jadi berantakkan...!"

Contoh-contoh inilah yang saya istilahkan sebagai "pemerkosaan hak asasi cinta" .

0 komentar:

Post a Comment